Translate

Sunday 11 January 2015

Ikhlas? Bagaimana...



Dalam seharian kita menempuh hidup, banyak benda yang kita buat sama ada untuk diri kita sendiri, org lain dan lebih utama untuk Allah.

Ikhlas..

Satu perkataan yang mudah dalam bentuk prinsip tapi sukar dalam bentuk praktikalnya. Sebab ia bukan hanya di luaran tapi dalaman..dan dalaman yang menentukan kualiti ikhlas.

Seribu amalan akan jadi sia-sia jika ia tiada nilai keikhlasan, dan satu amalan lebih baik dari berjuta amalan jika ia hadir dengan keikhlasan yang mendalam berlandaskan agama.

Insya-Allah..saya ingin berkongsi bagaimana untuk ikhlas hasil daripada pembacaan di blog yang bermanfaat ini. Ia membekas di hati ini dan harap memberi kesan juga pada hati yang membaca entry ni..

Antara cara2 kita untuk mewujudkan keikhlasan di dalam hati:

1. Doa
. Berdoalah agar setiap amalan ikhlas karana Allah. Sebagai manusia tak lepas dari riya’, pamer dan suka dipuji. Khalifah besar seperti Umar Ibnul Khattabradhiyallahu’anhum yang merupakan shahabat Rasul dan sudah dijanjikan surga kepadanya  pun masih saja berdoa agar ikhlas dalam beramal. “Ya Allah jadikanlah amalku shalih semuanya dan jadikanlah ia ikhlas karena-Mu dan janganlah Engkau jadikan untuk seseorang dari amal itu sedikitpun.”

2. Menyembunyikan amal. Sembunyikan amal seperti menyembunyikan keburukan, seperti perkataan Bisyr Ibnul Harits berkata, “Jangan kau beramal supaya dikenang. Sembunyikanlah kebaikanmu seperti kamu menyembunyikan kejelekanmu.”

3. Memperhatikan amalan mereka yang lebih baik. Bacalah biografi-biografi dari para shahabat, tabi’in serta orang-orang terdahulu, sebagai suri teladan dalam beramal. Karana hidup di zaman sekarang ini terkadang nampak seperti baik dan banyak yang meneladani, namun ternyata amalan-amalan bid’ah yang dilakukannya. Na’udzubillahi min dzalik.

4. Memandang remeh apa yang telah diamalkan. Terkadang manusia terjebak dengan godaan setan, iaitu melakukan sedikit amal dan merasa kagum dengan sedikit amal tersebut. Dan akibatnya akan merugikan, karana akan menyebabkan satu amal kebaikan bisa memasukkan manusia ke neraka. Seperti perkataan Sa’d bin Jubair, “Ada seseorang yang masuk surga karena sebuah kemaksiatan yang dilakukannya dan ada yang masuk neraka karena sebuah kebaikan yang dilakukannya. Seseorang yang melakukan maksiat setelah itu ia takut dan cemas terhadap siksa Allah karena dosanya, kemudian menghadap Allah dan Allah mengampuninya karena rasa takutnya kepada-Nya dan seseorang berbuat suatu kebaikan lalu ia senantiasa mengaguminya kemudian ia pun menghadap Allah dengan sikapnya itu maka Allah pun mencampakkannya ke dalam neraka.

5. Kuatir kalau-kalau amalnya tidak diterima. Point ini berkaitan dengan point sebelumnya, bahwa lebih baik menganggap remeh amal yang telah diperbuat agar dapat menjaga hati ini dari rasa kagum terhadap amal yang telah diperbuat.

6. Tidak terpengaruh dengan ucapan orang. Orang yang mendapat taufik adalah orang yang tidak terpengaruh dengan pujian orang. Ibnul Jauzy (Shaidul Khaathir) berkata, “Bersikap acuh terhadap orang lain serta menghapus pengaruh dari hati mereka dengan tetap beramal shaleh disertai niat yang ikhlas dengan berusaha untuk menutup-nutupinya adalah sebab utama yang mengangkat kedudukan orang-orang yang mulia.”

7. Sentiasa ingat bahwa surga dan neraka bukan milik manusia. Manusia tidak dapat memberikan manfaat maupun menimpakan bencana kepada manusia, begitu pula manusia bukanlah pemilik surga maupun neraka. Manusia tidak dapat memasukkan manusia lain ke surga dan mengeluarkan manusia lain keluar dari neraka,lantas untuk apalagi beramal demi manusia, agar dipuji atasan, agar disanjung mertua, atau agar datang simpati dari manusia lain?

8. Ingatlah bahwa Anda akan berada dalam kubur sendirian. Jiwa akan menjadi lebih baik tatkala ingat tempat ia kembali. Bahwa ia akan beralaskan tanah dikuburnya sendiri, tak ada yang menemani, ingat bahwa manusia tidak dapat meringankan siksa kuburnya, seluruh urusannya berada ditangan Allah. Ketika itulah ia yakin bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkannya kecuali dengan mengikhlaskan seluruh amalnya hanya kepada Allah Yang Maha Pencipta semata.

Adalah lebih baik kita perbaiki kualiti amalan kita daripada kita sibuk menilai amalan orang lain. Mungkin amalan kita jaaauuuhhh lebih banyak dari orang lain, tapi ingat..Allah bukan tengok kuantiti..Allah nilai kualiti.

Mari kita sama2 perbaiki..tak perlu membangga diri..kelak nanti memakan diri...........Allahualam..

No comments:

Post a Comment